Bandung | portaldesa.co.id – Penerapan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (EBGS) di Kota Bandung sangat penting untuk dirasakan langsung oleh masyarakatnya. Hal itu ditegaskan Sekretaris Kota Bandung, Ema Sumarna, saat monev EBGS di Auditorium Rosada pada Rabu, 29 Maret 2023.
“Dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi EBGS, jangan hanya mengejar skor. Yang terpenting adalah implementasi yang dapat dirasakan oleh masyarakat,” ujar Ema.
Menurutnya, pola pikir yang perlu dikembangkan adalah mencari kepuasan masyarakat, bukan sekedar mengejar skor.
“Nilai itu bonus, tapi implementasi yang dirasakan masyarakat adalah yang utama,” ujarnya.
Oleh karena itu, Ema mendorong seluruh instansi pemerintah untuk mengintegrasikan berbagai data dan layanan untuk memudahkan masyarakat.
Saat ini Pemkot Bandung memiliki super app bernama Bandung Sadayana yang mengintegrasikan berbagai layanan publik untuk masyarakat.
“Kita sudah punya aplikasi Bandung Sadayana. Di sini ada informasi tentang perizinan, tenaga kerja, pengupahan, bahkan pelaporan. Jika masyarakat ingin mengakses informasi, tinggal klik aplikasinya. Silahkan download Bandung Sadayana,” ujarnya.
Selain itu, saat ini pemkot sedang menggarap aplikasi BSM+. BSM+ berisi data wajib pajak, data kependudukan, dan informasi kebutuhan pokok yang dibutuhkan masyarakat. Peraturan tentang BSM+ akan dibuat pada bulan Maret tahun ini.
“Kalau datanya sudah terintegrasi, masyarakat akan mudah mengakses berbagai layanan publik dengan cepat dan mudah,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Bandung, Yayan A. Brilyana menjelaskan, saat ini tingkat EBGS di Kota Bandung masuk kategori “Sangat Baik”.
Pada Evaluasi 2023, Yayan menargetkan skor EBGS Bandung naik ke kategori “Memuaskan”.
“Pada tahun 2022, Kota Bandung memperoleh skor 3,61 dengan kategori “Sangat Baik”. Mudah-mudahan dengan bantuan semua pihak dapat menargetkan skor yang memuaskan untuk tahun ini,” ungkapnya.
Menurutnya, untuk mencapai tingkat kepuasan tersebut, beberapa hal perlu ditingkatkan pada empat domain, tujuh aspek, dan 47 indikator.
“Karena EBGS ini utamanya adalah layanan, maka porsi penilaiannya adalah 50%. Area yang perlu diperbaiki ada di domain manajemen, domain tata kelola, dan domain kebijakan,” ujarnya. (DN)