Jakarta | portaldesa.co.id – Kisah menarik terjadi saat mahasiswa melakukan demo menolak Undang-Undang Cipta Kerja (Ciptaker) di depan gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat. Saat itu, hujan deras turun membasahi para mahasiswa yang terlibat demo. Namun, hujan tersebut membawa berkah bagi pedagang jas hujan di sekitar gedung DPR, Kamis (30/3/2023).
Beberapa mahasiswa keluar dari barisan demo dan menghampiri pedagang jas hujan yang sedang berkeliling. Salah satu pedagang jas hujan, Tarno (56), mengatakan dagangannya laku keras. Ia menjual sebanyak 30-40 jas hujan dalam waktu singkat.
Tarno sebenarnya adalah pedagang kopi keliling atau yang biasa disebut ‘Starbucks keliling’ (starling). Namun, ia juga menyediakan jas hujan karena dagangan kopinya sedang sepi lantaran sedang puasa.
Rusydi (30), seorang pedagang kopi keliling dan jas hujan lainnya, mengatakan jumlah jas hujan yang terjual sudah lebih dari 20. Jumlah tersebut melebihi penjualannya pada hari biasa. Pengakuan yang sama datang dari Ujang (37), yang juga seorang pedagang kopi keliling dan jas hujan.
Ujang mengatakan keuntungan dari penjualan jas hujannya lebih banyak daripada kopi. Bulan puasa menjadi alasan mengapa kopinya saat ini kurang laku, sehingga ia mulai berjualan jas hujan. Kebetulan saat itu terjadi demo dan hujan deras, sehingga dagangannya laku keras.
Dalam keadaan apapun, kreativitas dan inovasi sangat penting untuk bertahan dalam bisnis. Tarno, Rusydi, dan Ujang adalah contoh yang baik tentang bagaimana mereka dapat menemukan peluang dalam situasi yang tidak terduga. Hujan yang mengguyur demo mahasiswa membawa berkah bagi para pedagang jas hujan di sekitar gedung DPR.(Rz)