Jakarta | portaldesa.co.id – Perubahan iklim merupakan masalah serius yang tengah dihadapi oleh Indonesia. Fenomena ini menyebabkan peningkatan suhu udara di beberapa wilayah di Tanah Air, yang berdampak signifikan pada cuaca dan lingkungan. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mengingatkan bahwa peningkatan suhu udara ini bisa memicu bencana, seperti kebakaran hutan dan lahan, Kamis (20/7/2023).
Kepala Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah II, Hartanto, dalam sebuah seminar virtual menyampaikan bahwa perubahan iklim sudah terjadi dan akan terus berlangsung. Hal ini memerlukan antisipasi terhadap potensi-potensi bencana yang dapat muncul. Salah satu indikator terjadinya perubahan iklim adalah meningkatnya frekuensi hujan lebat di beberapa wilayah Indonesia. Fenomena ini juga menyebabkan cuaca semakin panas akhir-akhir ini.
Selain meningkatkan suhu udara, perubahan iklim juga berdampak pada wilayah pegunungan di Indonesia yang kini mulai mengalami peningkatan suhu. Kasus demam berdarah juga meluas ke wilayah pegunungan yang sebelumnya jarang terjadi. Hal ini mengindikasikan bahwa perubahan iklim berpengaruh pada kesehatan dan kondisi lingkungan.
Kondisi cuaca yang semakin kering dan panas di wilayah Banten juga menimbulkan potensi kebakaran. BMKG mengimbau warga untuk mewaspadai terjadinya kebakaran hutan, lahan, dan pemukiman. Kondisi cuaca yang kering dan angin yang kencang dapat memperparah situasi jika penggunaan api tidak terkontrol.
Adapun beberapa potensi bencana yang perlu diwaspadai di wilayah Banten sepanjang tahun termasuk banjir, banjir bandang, cuaca ekstrem, epidemi wabah penyakit, gelombang ekstrem dan abrasi, gempa bumi, kebakaran hutan dan lahan, kegagalan teknologi, kekeringan, likuefaksi, tanah longsor, tsunami, serta letusan gunung api Karang dan Gunung Pulosari.
Untuk menghadapi tantangan perubahan iklim dan potensi bencana yang ada, diperlukan kerja sama dari seluruh lapisan masyarakat dan pemerintah. Beberapa langkah yang bisa diambil untuk mengantisipasi dampak perubahan iklim antara lain:
1. Penyuluhan dan edukasi: Peningkatan pemahaman masyarakat tentang perubahan iklim dan potensi bencana penting untuk meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan.
2. Pengurangan emisi gas rumah kaca: Upaya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca harus menjadi prioritas, termasuk dalam sektor energi, industri, dan transportasi.
3. Pengelolaan sumber daya alam: Pengelolaan yang bijaksana terhadap sumber daya alam, seperti hutan dan air, dapat membantu mengurangi dampak perubahan iklim dan menghindari bencana.
4. Pembangunan infrastruktur tahan bencana: Pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap bencana, seperti tanggul dan drainase yang baik, dapat membantu melindungi wilayah dari potensi bencana.
5. Sistem peringatan dini: Pengembangan sistem peringatan dini yang efektif dan cepat dapat membantu mengurangi dampak dari bencana alam.
6. Pengelolaan limbah: Pengelolaan limbah yang baik dapat membantu mencegah pencemaran lingkungan dan mengurangi dampak negatif pada iklim.
Kesadaran dan tindakan kolektif dari seluruh masyarakat, termasuk pemerintah, merupakan kunci dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dan potensi bencana di Indonesia. Dengan langkah-langkah yang tepat, kita dapat mengurangi dampaknya dan membangun ketahanan dalam menghadapi perubahan iklim di masa depan.(Rz)