portaldesa.co.id – Amp adalah protokol terdesentralisasi yang berbasis sumber terbuka, dirancang untuk menyediakan layanan jaminan dalam bentuk token agunan digital. Diluncurkan pada tahun 2020, proyek ini bertujuan untuk memberikan platform transaksi yang cepat, efisien, dan aman. Menurut Coinmarketcap, Amp mengatasi sejumlah masalah jaringan, termasuk waktu konfirmasi yang lambat, volatilitas harga, dan adopsi yang luas.
Salah satu fitur kunci dari Amp adalah kemampuannya untuk menawarkan jaminan yang dapat diverifikasi melalui sistem partisi jaminan dan manajer jaminan. Dalam hal ini, partisi agunan dapat ditugaskan untuk mengagunkan akun, aplikasi, atau bahkan transaksi tertentu, dengan saldo yang dapat diverifikasi secara langsung di blockchain Ethereum.
Peran Amp Coin sebagai jaminan instan dan dapat diverifikasi memberikan manfaat yang signifikan dalam transfer nilai. Dengan demikian, Amp Coin berperan sebagai alat yang memfasilitasi transaksi dengan kecepatan dan keamanan tinggi, mengatasi masalah-masalah tradisional yang mungkin muncul dalam sistem keuangan konvensional.
Performa Harga AMP Coin
Pada tanggal 25 Juli 2023, AMP Coin menunjukkan kinerja yang mengesankan dengan mengalami penguatan harga yang signifikan. Berdasarkan data dari Coinmarketcap, harga AMP Coin mencapai Rp 32,62 dengan volume perdagangan selama 24 jam mencapai sekitar Rp 538,6 miliar. Dalam periode 24 jam terakhir, AMP Coin berhasil menguat sebesar 4,58 persen.
Saat itu, kapitalisasi pasar dari AMP Coin mencapai sekitar Rp 1,38 triliun, dengan total suplai yang beredar mencapai 42,23 miliar AMP Coin dari total suplai maksimal sebanyak 99,44 miliar.
Pendiri AMP Coin dan Perusahaan Induknya
Perusahaan induk dari Amp adalah Flexa, sebuah perusahaan pembayaran blockchain berbasis di New York yang mengkhususkan diri dalam bidang FinTech dan berusaha membangun masa depan pembayaran dunia nyata yang lebih efisien, aman, dan terjangkau.
Flexa didirikan pada tahun 2018 oleh tiga individu berbakat, yaitu Trevor Filter, Zachary Kilgore, dan Tyler Spalding. Tyler Spalding, yang juga menjabat sebagai CEO Flexa, merupakan otak di balik peluncuran proyek Amp, dibantu oleh tim Flexa yang kompeten.
Spalding memiliki latar belakang pendidikan yang kuat, dengan gelar sarjana di bidang Teknik Mesin dan gelar master di bidang Aerospace, Aeronautical and Astronautical Engineering dari University of Illinois di Urbana-Champaign. Selain itu, dia juga menghadiri Harvard Business School dan lulus dengan gelar M.B.A dari MIT. Dengan pengalaman yang luas dalam investasi dan peluncuran proyek blockchain sejak 2011, Spalding memiliki pemahaman mendalam tentang teknologi blockchain dan potensinya untuk membawa perubahan dalam industri keuangan.
Amp Coin adalah protokol terdesentralisasi yang inovatif, berfungsi sebagai token agunan digital untuk menyediakan jaminan dan mendukung transfer nilai dengan kecepatan dan keamanan tinggi. Diluncurkan pada tahun 2020, Amp berhasil mengatasi beberapa tantangan yang sering dihadapi oleh jaringan blockchain, menjadikannya salah satu proyek yang menarik perhatian di pasar kripto.
Dengan kinerja harga yang positif, Amp Coin menunjukkan potensi untuk terus berkembang dalam industri blockchain dan memberikan kontribusi yang lebih besar untuk transformasi ekosistem keuangan global. Dukungan dari perusahaan induknya, Flexa, dan tim yang berpengalaman di belakangnya, diharapkan akan memperkuat posisi Amp Coin di pasar dan memperkuat daya saingnya di masa depan. (In)