Asahan (Sumut) | portaldesa.co.id – Ratusan hektar lahan persawahan ( padi ) di desa Silau Maraja dan desa Perhutanan Silau Kabupaten Asahan akan beralih fungsi ke tanaman palawija. Pasalnya sudah puluhan tahun satu satunya bendungan irigasi atau tanggul air yang mengairi air ke lahan persawahan ke dua desa tersebut saat ini kondisinya telah hancur.
Sangat disayangkan memang bang, sekitar 530 hektar lahan persawahan atau tanaman padi di desa Silau Maraja dan desa Perhutaan Silau kini terancam akan beralih ke tanaman palawija, ujar Chaidir Butar Butar Kepala Desa Silau Maraja kepada portaldesa.co.id, Jumat ( 17/02/2022 ) pukul 10.00 Wib di kantor balai desa Silau Maraja.

Hal tersebut dikatakan Chaidir disela sela pada saat acara rapat pembahasan tentang peralihan fungsi lahan persawahan petani padi ke tanaman palawija. Sekaligus pemberian bibit tanaman palawija berupa bibit tanaman kedelai kepada para petani desa Silau Maraja. Dalam rapat tersebut juga dihadiri oleh perangkat desa, ketua BPD, ketua kelompok kelompok tani, serta undangan lainnya
Dijelaskannya, satu satunya bendungan irigasi atau tanggul air yang terletak di dusun 1 ini, tidak hanya mengairi lahan persawahan petani dari desa Silau Maraja saja. Melainkan turut juga mengairi lahan persawahan ke desa tetangga yakni desa Perhutaan Silau. Dari data yang ada luas areal lahan persawahan milik para petani padi dari dua desa ini mencapai luas sekitar 530 hektar.
Memang pernah dari Dinas PUTR Kabupaten Asahan melakukan perbaikan bendungan irigasi tersebut, namun dikarenakan keterbatasan anggaran bendungan irigasi pun kembali hancur dan jebol. Dan bendungan irigasi ini memang dalam wewenang serta tanggung jawab dari dinas pertanian tingkat 1 Provinsi Sumatera Utara, ungkapnya.

Melalui swadaya masyarakat dari dua desa, tahun lalu tanggul irigasi yang hancur dan jebol tersebut sempat diperbaiki hingga menelan biaya mencapai 47 juta. Namun hal tersebut tidak berlangsung lama, karena debit air yang terlalu deras sehingga perbaikan itu tidak berarti sama sekali.
Untuk itu atas nama masyarakat Desa Silau Maraja, kami berharap agar bendungan irigasi atau tanggul yang hancur dan jebol ini secepatnya diperbaiki secara maksimal. Sebab desa Silau Maraja termasuk juga salah satu desa di kabupaten Asahan yang menjadi lumbung padi. Jangan sampai lumbung padi yang menjadi penopang bagi program ketahanan pangan nasional beralih fungsi ke tanaman lainnya, pinta Chaidir Butar Butar.
Ditempat terpisah, Firman Siahaan ( 45 ) salah seorang petani padi warga dusun XII kepada portaldesa.co.id juga mengatakan, cukup sudah penderitaan kami sebagai petani di desa Silau Maraja ini. Selain tanggul irigasi persawahan kami jebol, saat ini pupuk bersubsidi jenis Phonska harganya juga ikut melambung tinggi hingga tembus mencapai harga Rp : 175/sak 50 kg.Seandainya pun lahan persawahan padi beralih fungsi menjadi tanaman palawija, akhirnya nanti akan sia sia juga kalau bendungan atau tanggul irigasinya tidak berfungsi sama sekali. Intinya apapun semua jenis tanaman yang akan ditanam pasti membutuhkan air. Pemerintah Provinsi Sumatera Utara harus segera memperbaiki bendungan irigasi atau tanggul air kami yang jebol, agar petani dapat menanam padi kembali, tegas Firman. ( Joko )