Jakarta | portaldesa.co.id – Presiden ke-5 Republik Indonesia, Megawati Soekarnoputri, dijadwalkan menghadiri seminar “Arah Pembangunan Bali dalam 100 Tahun Era Baru Bali 2025-2125”. Gubernur Bali I Wayan Koster mengumumkan Megawati akan berpidato dan memberikan pengarahan terkait topik tersebut.
โPresiden Megawati Soekarnoputri pasti hadir dalam seminar untuk menyampaikan pidato pembukaan, pengarahan, dan membuka seminar arah pembangunan Bali era baru 100 tahun,โ kata Koster di Hotel Trans Resort Bali Seminyak, Kuta Utara, Badung, pada hari Kamis, 4 Mei 2023.
Koster menambahkan, seminar tersebut juga akan dihadiri oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Suharso Monoarfa, Kepala Badan Staf Kepresidenan (BPIP), Yudian Wahyudi, Wakil Kepala BPIP, Karjono, Wakil Menteri Dalam Negeri. Menkeu, John Wempi Wetipo, Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laksana Tri Handoko, dan Dirjen Kementerian Keuangan. Ia mengatakan, sekitar 240 undangan akan hadir untuk membahas tujuan Bali ke depan.
โAkademisi, praktisi, tokoh masyarakat, rektor, sejarawan, antropolog, sosiolog, psikolog, ekonom, pakar pertanian, dan pakar lainnya akan hadir untuk memberikan masukan materi atau konsep arah Bali ke depan di era abad baru Bali, ” jelasnya.
Koster mengungkapkan, seminar tersebut juga akan membahas tantangan yang akan dihadapi Bali ke depan, termasuk isu wisatawan nakal yang akhir-akhir ini meresahkan warga Bali.
โAda fenomena baru sejumlah wisatawan yang berperilaku buruk, nakal, kebanyakan dari Rusia. Hal ini tidak bisa kita hentikan secara tiba-tiba karena saat ini kita sedang berupaya memulihkan pariwisata Bali, kita sedang berjuang menghidupkannya kembali, dan pemerintah sedang melaksanakan kebijakan visa-on-arrival,” kata Koster.
Ia mengatakan, masalah ini juga akan dibahas dalam seminar tersebut. Koster terbuka untuk menerapkan sistem kuota bagi wisatawan yang masuk ke Bali di tahun-tahun mendatang.
โIni salah satu isu yang akan dibahas dalam seminar Bali masa depan 100 tahun ke depan. Kami akan menerapkan kebijakan yang tidak lagi terfokus pada pariwisata massal dan akan membatasinya dengan menerapkan sistem kuota dalam 100 tahun ke depan. ,” dia menambahkan.(Rz)