Depok | portaldesa.co.id – Antibiotik efektif membantu tubuh melawan infeksi bakteri, tetapi penggunaan yang berlebihan dapat berbahaya. Menurut Mayo Clinic, penggunaan antibiotik yang berlebihan dapat meningkatkan resistensi antibiotik, sehingga antibiotik tidak lagi efektif melawan bakteri karena bakteri tersebut telah menjadi kebal terhadapnya. Salah satu penyebab utama resistensi antibiotik adalah penggunaan antibiotik yang tidak sesuai dengan peruntukannya.
Data dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menunjukkan bahwa sekitar sepertiga dari penggunaan antibiotik pada manusia tidak diperlukan atau tidak tepat. Antibiotik seharusnya hanya digunakan untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh bakteri, bukan untuk infeksi yang disebabkan oleh virus. Beberapa contoh infeksi virus umum yang tidak merespons penggunaan antibiotik meliputi infeksi saluran pernapasan atas, seperti pilek dan flu.
Penggunaan antibiotik yang berlebihan juga dapat menyebabkan efek samping pada tubuh. Sebuah studi CDC menunjukkan bahwa anak-anak yang sering diberi antibiotik untuk infeksi saluran pernapasan atas memiliki risiko lebih tinggi terkena infeksi bakteri yang resisten antibiotik, seperti Clostridium difficile (C. diff). Bakteri ini dapat menyebabkan diare parah dan dapat menjadi fatal. Antibiotik yang agresif dapat mengganggu keseimbangan bakteri baik di usus, yang dapat mengakibatkan perubahan permanen pada flora usus.
Ketika tubuh menerima dosis berlebihan antibiotik, bakteri dalam usus dapat mengembangkan pertahanan melalui transfer gen. Studi menunjukkan bahwa bakteri dapat mentransfer gen resisten antibiotik mereka ke bakteri lain, sehingga meningkatkan resistensi antibiotik secara luas. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat juga dapat menghancurkan bakteri baik yang melindungi tubuh dari infeksi, memungkinkan bakteri yang berpotensi berbahaya untuk berkembang biak dan menggantikan bakteri yang tidak berbahaya.
CDC juga telah menemukan bahwa meningkatnya resistensi antibiotik dapat meningkatkan risiko gonore yang resisten antibiotik. Gonore yang tidak dapat diobati dapat menyebabkan rasa sakit yang parah dan berpotensi menyebabkan penyakit lain yang lebih serius. Saat ini, antibiotik sefalosporin adalah satu-satunya pilihan pengobatan yang efektif melawan gonore yang resisten.
Selain risiko kesehatan, meningkatnya resistensi antibiotik juga berdampak pada biaya perawatan. Karena antibiotik yang lebih tua menjadi tidak efektif, perawatan untuk mengobati infeksi menjadi lebih mahal dan membutuhkan waktu lebih lama. Pasien yang menghadapi infeksi yang resisten antibiotik harus mengeluarkan biaya pengobatan yang tinggi.
Untuk mencegah efek samping dan resistensi antibiotik, penting untuk menggunakan antibiotik dengan bijak. Antibiotik harus digunakan sesuai petunjuk dokter dan hanya digunakan untuk infeksi bakteri yang membutuhkan pengobatan. Meminum antibiotik sesuai resep dan menghabiskan seluruh dosis yang direkomendasikan adalah penting untuk memastikan bahwa infeksi benar-benar sembuh dan mengurangi risiko resistensi antibiotik. Jika antibiotik tidak digunakan dengan benar, bakteri berpotensi berbahaya dapat menjadi lebih resisten dan menyebar dengan lebih mudah. (In)