Purwakarta | portaldesa.co.id – Bertempat di Aula Gedung KNPI, DPC GMNI Purwakarta, dilaksanakan kegiatan Pekan Penerimaan Anggota Baru (PPAB) yang bertujuan untuk mendidik kader. Acara tersebut secara resmi dibuka oleh Entis Sutisna, Ketua DPP PA GMNI Bidang Koperasi dan UKM, yang juga merupakan Ketua Alumni GMNI Kabupaten Purwakarta, Minggu (18/06/2023).
Dalam acara tersebut, Entis Sutisna menyampaikan pentingnya pemahaman sejarah negara Indonesia yang didirikan melalui kompromi dan musyawarah antara berbagai unsur, mewakili tokoh nasionalis, agama, suku, budaya, dan bangsawan, yang dipimpin oleh IR. Sukarno dan tokoh-tokoh lainnya.
“Ideologi GMNI didasarkan pada Pancasila dan Marhanisme, yang merupakan pemikiran Bung Karno yang mengajarkan kemandirian dan berdikari, yang dikembangkan saat beliau berada di Bandung sebelum kemerdekaan Indonesia,” ujar Entis.
Oleh karena itu, lanjutnya, sebagai generasi muda, mahasiswa harus memahami tantangan saat ini, seperti usaha untuk mengubah konstitusi dan ideologi negara, kemiskinan yang masih dialami oleh sebagian buruh tani, serta tantangan dalam mewujudkan kemakmuran dan kemandirian bangsa.
Kader GMNI diharapkan dapat berintegrasi dengan berbagai lapisan masyarakat dan berperan aktif dalam membantu serta membela kepentingan masyarakat melalui semangat gotong royong.
Sementara itu, Dea Nugraha, Ketua DPC GMNI, menjelaskan bahwa ada 30 mahasiswa yang mendaftar untuk mengikuti pendidikan kader GMNI. Mereka berasal dari beberapa perguruan tinggi di Purwakarta dan Karawang.
Beberapa pemateri dalam acara tersebut merupakan alumni GMNI yang telah sukses berkiprah di masyarakat dengan berbagai profesi, seperti dosen, pengacara, dan pengusaha.
“Mereka adalah calon pemimpin di masa depan yang akan menghadapi berbagai tantangan dalam masyarakat yang heterogen. Oleh karena itu, mereka harus dibekali dengan pemahaman yang benar mengenai ideologi kebangsaan, memiliki pengetahuan sejarah yang baik, dan memiliki komitmen yang kuat untuk mempertahankan ideologi negara Pancasila,” paparannya.
Mereka adalah generasi muda yang dalam 20 atau 30 tahun mendatang akan menjadi pemimpin di lingkungan dan bangsanya. Tantangan yang dihadapi oleh bangsa ke depan sangatlah besar dalam mewujudkan Indonesia sebagai negara maju dan modern.
“Oleh karena itu, penting bagi mereka untuk terus mendapatkan pelajaran sejarah dan diingatkan mengenai komitmen kebangsaan, agar Indonesia tetap menjadi negara yang bersatu dengan dasar Pancasila,” tutupnya. (Che)