Jakarta | portaldesa.co.id – Pada hari Kamis, tanggal 10 Agustus 2023, terjadi aksi unjuk rasa yang melibatkan massa buruh di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat. Aksi tersebut berdampak pada situasi lalu lintas di berbagai titik di Jakarta, mengakibatkan kemacetan yang cukup signifikan.
Menurut Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Komarudin, aksi unjuk rasa tersebut memicu kemacetan karena massa buruh yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia bergerak menuju Jakarta. Sejumlah titik, seperti Cempaka Putih, Cawang, dan Tomang, mengalami kemacetan akibat pergerakan massa tersebut. Meskipun demikian, lalu lintas di sekitar daerah HI (Hotel Indonesia) dan Monas (Monumen Nasional) relatif normal, dengan kepadatan hanya terjadi di depan Sarinah.
Massa aksi buruh berkumpul di kawasan Patung Kuda dan para pemimpin aksi, seperti Ahmad Taufik dari Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (Kasbi), berbicara mengenai tujuan aksi mereka. Mereka berupaya untuk menyampaikan aspirasi mereka dengan tertib dan sesuai aturan, sambil berusaha untuk tidak mengganggu aktivitas sehari-hari masyarakat dan arus lalu lintas di ibu kota.
Seorang perwakilan dari Kasbi, Ahmad Taufik, mengungkapkan bahwa rencana awal aksi adalah di depan Mahkamah Konstitusi (MK). Namun, karena adanya penutupan di Jalan Medan Merdeka Barat, mereka memutuskan untuk berkumpul di Jalan MH Thamrin. Massa aksi berharap dapat melibatkan pekerja di sekitar Jalan MH Thamrin dan menjalankan aksi mereka dengan cara yang tidak mengganggu arus lalu lintas. Mereka merencanakan untuk menutup jalan sebagai bentuk protes mereka terhadap perubahan undang-undang yang mempengaruhi pekerja.
Situasi di lapangan menunjukkan bahwa massa aksi yang berkumpul di Patung Kuda benar-benar memblokade sebagian Jalan MH Thamrin, menyebabkan kemacetan lalu lintas di wilayah tersebut. Pihak kepolisian turut hadir untuk mengawasi situasi dan memastikan aksi berjalan aman.
Dampak dari aksi unjuk rasa ini cukup jelas terlihat pada kondisi lalu lintas di sejumlah titik di Jakarta. Meskipun para pemimpin aksi dan pihak kepolisian berupaya untuk menjaga situasi tetap terkendali, tidak dapat dihindari bahwa pergerakan massa dan penutupan jalan berdampak pada mobilitas harian masyarakat serta arus lalu lintas di kota.
Aksi unjuk rasa massa buruh ini memperlihatkan bahwa perubahan sosial dan politik dapat memiliki dampak yang luas, tidak hanya pada aspek aspirasi dan tuntutan, tetapi juga pada keseharian masyarakat dan infrastruktur kota. Oleh karena itu, koordinasi dan dialog antara pihak-pihak terkait, seperti massa aksi, pihak kepolisian, dan pemerintah, menjadi sangat penting untuk menjaga keseimbangan antara hak untuk menyampaikan pendapat dan kepentingan umum serta kelancaran aktivitas kota. (In)