Depok | portaldesa.co.id – Keseimbangan kehidupan kerja adalah aspek penting yang sering diabaikan saat orang kewalahan dengan pekerjaan. Kelalaian ini dapat berdampak buruk pada kesejahteraan fisik dan mental individu. Gejala seperti sakit kepala, nyeri punggung, dan kelelahan, yang seharusnya menjadi tanda peringatan agar tubuh beristirahat, seringkali diabaikan. Melita Andini, seorang fasilitator kesejahteraan dari Remedi Indonesia, menyoroti masalah ini.
Satu pengingat penting yang dia tekankan adalah pentingnya menikmati hidup, terutama ketika pekerjaan menjadi sangat menuntut. Dia berbagi pengalamannya sendiri mengalami situasi kehidupan kerja yang tidak seimbang yang menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Dia mendesak individu untuk tidak membiarkan pekerjaan menghabiskan mereka sampai mereka lupa menikmati hidup.
Kurangnya work-life balance membuat individu lebih rentan terhadap stres. Melita sendiri mengalaminya, karena stres berperan besar dalam dirinya didiagnosis menderita pra-diabetes di usia yang relatif muda. Berat badannya bertambah, sekitar 15 kilogram, dan masalah kesehatan lainnya muncul sebagai akibatnya.
Melita menyarankan segera mencari bantuan untuk memulai perubahan gaya hidup dalam hal kebiasaan, pola makan, dan hubungan. Menjaga hubungan yang sehat dengan diri sendiri, orang tua, pasangan, dan kolega di tengah jadwal kerja yang padat sangatlah penting. Dia menyarankan secara bertahap mempraktikkan manajemen waktu untuk mengalokasikan waktu untuk hubungan ini.
Membuat daftar tugas sangat penting untuk mencapai keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Dengan daftar tugas, tugas untuk hari itu dapat diatur dengan lebih baik, dan individu cenderung menunda atau menunda tanggung jawab tertentu.
Melita menekankan bahwa menunda tugas hanya mengganggu fokus sepanjang hari. Selama jam kerja, seseorang harus fokus hanya pada pekerjaan, sedangkan selama waktu makan, penting untuk menikmati makanan tanpa gangguan seperti terus-menerus memeriksa telepon seseorang.
Mengizinkan istirahat tanpa gangguan untuk makan juga berkontribusi pada keseimbangan kehidupan kerja. Melita menyarankan untuk menikmati makanan dengan cara mengunyahnya secara perlahan, karena dapat meningkatkan hubungan yang harmonis antara tubuh dan makanan.
Terlibat dalam latihan fisik membantu tubuh rileks, memungkinkan individu mempertahankan fokus dan produktivitas. Melita menganjurkan untuk mengalokasikan waktu untuk berolahraga dan terlibat dalam aktivitas yang disukai.
Di banyak lingkungan kerja, karyawan seringkali merasa tidak nyaman menolak tugas tambahan. Namun, penting untuk mengakui kewajiban lain di luar jam kerja. Melita percaya bahwa masalah ini perlu ditangani. Dia menyarankan untuk belajar mengatakan tidak ketika tubuh merasa kewalahan setelah seharian bekerja.
Belajar mengatakan tidak tidak sama dengan kelemahan. Beberapa orang cenderung merasa bersalah atau gelisah saat menolak permintaan, bahkan saat mereka sudah kewalahan. Tubuh memberikan sinyal seperti bahu kaku, sakit kepala, dan bibir pecah-pecah, menandakan perlunya istirahat. Tubuh kita sangat cerdas dalam mengenali sinyal-sinyal ini.
Beristirahat dan berlibur setelah berbulan-bulan bekerja terus menerus sangatlah penting. Melita menyoroti pentingnya karyawan memanfaatkan jatah hari libur mereka.
Menjaga keseimbangan kehidupan kerja yang sehat sangat penting untuk kesejahteraan seseorang secara keseluruhan. Dengan memprioritaskan kesenangan dalam hidup, mengatur waktu secara efektif, mengatakan tidak saat diperlukan, dan beristirahat, individu dapat menjalani kehidupan yang memuaskan baik secara pribadi maupun profesional. (In)