Jakarta | portaldesa.co.id – Perwakilan Anies Rasyid Baswedan, Sudirman Said mengakui bahwa pembahasan mengenai calon wakil presiden (cawapres) Koalisi Perubahan untuk Persatuan tidak mungkin dilakukan tanpa mempertimbangkan Nahdlatul Ulama (NU). Ia menekankan bahwa NU adalah salah satu organisasi masyarakat Islam terbesar di Indonesia.
“NU merupakan organisasi terbesar dan sangat layak dipertimbangkan sebagai opsi. Namun, pada akhirnya akan ditentukan oleh lima kriteria tersebut. Mana yang paling cocok? Kita juga memperhatikan kerentanan politik masing-masing orang,” ujar Sudirman di Kantor Sekretariat Koalisi Perubahan, Jakarta, Sabtu (25/3/2023).
Setidaknya, sebuah tim kecil dari Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) telah menetapkan lima kriteria untuk pendamping Anies. Pertama, sosok tersebut harus memiliki elektabilitas yang cukup tinggi dan memiliki risiko politik yang rendah.
“Kedua, figur tersebut diharapkan dapat membantu dalam menjalankan pemerintahan yang efektif. Ketiga, figur tersebut harus dapat menjaga keseimbangan koalisi,” ujar Sudirman.
Keempat, sosok tersebut harus memiliki visi yang sama dengan Anies. Terakhir, sosok tersebut harus dapat bekerja sama sebagai pasangan yang seimbang, baik saat menghadapi Pemilihan Presiden 2024 maupun saat terpilih sebagai pemimpin pada periode selanjutnya.
“Semua akan ditimbang dan dicari yang terbaik dengan mendengar aspirasi masyarakat. Kami masih memiliki waktu yang cukup, dan semua tahapan akan dibicarakan secara terbuka,” ujar Sudirman.
Wakil Ketua Majelis Syura PKS, Mohamad Sohibul Iman, menegaskan bahwa Koalisi Perubahan akan membiarkan Anies untuk menentukan calon wakil presidennya sendiri. Namun, ia tidak menyangkal bahwa beberapa nama yang beredar akan dipertimbangkan oleh tim kecil dari Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan PKS.
Nama-nama tersebut antara lain Wakil Ketua Majelis Syura PKS Ahmad Heryawan, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Selain itu, mantan Panglima TNI Jenderal Purnawirawan Andika Perkasa dan putri dari Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid alias Gusdur, yakni Zannuba Ariffah Chafsoh atau akrab disapa Yenny Wahid juga masuk dalam daftar tersebut.
“Beberapa nama sudah beredar. Kami akan mengumpulkan aspirasi masyarakat terkait calon wakil presiden ini. Hasilnya akan menjadi kriteria pendamping Anies pada Pemilihan Presiden 2024,” ujar Sohibul.
Tim kecil tersebut akan terus mendengarkan suara masyarakat untuk menentukan calon wakil presiden yang paling pantas mendampingi Anies Rasyid Baswedan. Meskipun mekanisme penetapan telah
diumumkan, tetapi mereka tetap akan memprioritaskan aspirasi dari masyarakat dalam menentukan calon yang tepat.
“Ini akan menjadi lanjutan dari upaya kami mendengarkan suara masyarakat untuk mencari calon wakil presiden yang terbaik untuk mendampingi Bapak Anies Rasyid Baswedan. Kami telah merumuskan mekanisme untuk menentukan calon, namun kami akan selalu mengutamakan aspirasi dari masyarakat,” ujar Sohibul.
Pemilihan Presiden 2024 di Indonesia diperkirakan akan sangat sengit. Koalisi Perubahan telah mengumumkan bahwa mereka akan mencari pasangan terbaik untuk Anies Rasyid Baswedan, yang saat ini menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta dan dianggap sebagai salah satu calon yang potensial untuk menjadi presiden pada Pemilihan Presiden 2024.
Meskipun belum ada kepastian mengenai siapa yang akan menjadi pasangan Anies, namun keputusan akhir akan ditentukan oleh koalisi politik yang terdiri dari Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan PKS serta mendengarkan aspirasi dari masyarakat. (Ld)
 Koalisi Perubahan untuk Persatuan tidak mungkin dilakukan tanpa mempertimbangkan Nahdlatul Ulama (NU). Ia menekankan bahwa NU adalah salah satu organisasi masyarakat Islam terbesar di Indonesia.){kind=link}