Depok | portaldesa.co.id – HIV atau human immunodeficiency virus adalah penyakit infeksi yang mengganggu sistem kekebalan tubuh manusia, terutama menyerang sel darah putih yang dikenal sebagai sel CD4. Sayangnya, HIV sering kali diiringi oleh stigma dan diskriminasi yang berakar pada kurangnya pemahaman yang benar tentang penyakit ini.
Salah satu mitos yang banyak beredar adalah anggapan bahwa siapa pun bisa tertular HIV. Namun, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), HIV tidak menular melalui kontak sosial seperti bersalaman, berpelukan, atau menggunakan peralatan makan yang sama dengan penderita HIV. Penularan HIV hanya terjadi ketika cairan tubuh yang terinfeksi, seperti darah, air mani, cairan vagina, cairan anus, atau air susu, memasuki aliran darah orang yang sehat.
Sangat penting untuk menyadari bahwa seseorang dengan HIV masih dapat hidup dengan kualitas hidup yang baik dengan pengobatan yang tepat. Terapi antiretroviral, yang telah ada sejak lama, memungkinkan penderita HIV untuk menjalani kehidupan yang normal dan berfungsi secara sosial. Pengobatan ini membantu menjaga tingkat virus HIV dalam tubuh tetap rendah, memperkuat sistem kekebalan tubuh, dan mengurangi risiko komplikasi yang serius.
Bagi wanita yang hidup dengan HIV dan berencana untuk hamil, kerja sama dengan dokter sangat penting. Memulai pengobatan sesegera mungkin adalah langkah utama untuk mengelola HIV dan mencegah penularan ke bayi. Dengan minum obat HIV yang diresepkan secara teratur selama kehamilan, risiko penularan HIV ke bayi dapat dikurangi menjadi kurang dari satu persen. Selain itu, metode persalinan caesar dan memberikan bayi susu formula juga dapat membantu meminimalkan risiko penularan saat melahirkan dan menyusui.
Dalam kesimpulannya, penting bagi kita untuk melawan stigma dan mitos seputar HIV. Dengan pemahaman yang benar dan dukungan yang memadai, orang yang hidup dengan HIV dapat mengelola penyakit ini dengan baik dan hidup dengan normal. Edukasi yang luas tentang HIV, penyebaran yang benar tentang cara penularan dan pencegahan, serta dukungan sosial yang tidak diskriminatif dapat membantu membangun masyarakat yang lebih inklusif dan mendukung semua individu yang terkena dampak HIV. (In)