Tangerang | portaldesa.co.id – Kisah yang memilukan muncul dari sebuah kampung kecil di Tangerang, di mana satu keluarga telah bertahun-tahun bertahan hidup dalam kondisi hunian yang sangat memprihatinkan.
Keluarga ini terdiri dari Masri (52 tahun) dan Ida (42 tahun), warga Kampung Tipar, RT/RW 07/01, Desa Mekar Baru, Kecamatan Mekar Baru, Kabupaten Tangerang. Minggu (10/9/2023) menjadi momentum di mana mereka berbagi kisah kehidupan mereka.
Pak Masri menceritakan perjalanan pahitnya. Pada tahun 2019, setelah pulang dari perantauan, ia kembali ke kampung halaman di Desa Mekar Baru dan menemukan dirinya tanpa tempat tinggal yang layak. Keluarganya, yang terdiri dari anak-anak dan istrinya, akhirnya menempati sebuah gubuk yang tak layak huni, mirip dengan pos ronda.
Bahkan untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari, mereka harus mengandalkan bantuan dari tetangga, karena pendapatan dari pekerjaan seadanya sebagai kuli serabutan tidak mencukupi.

Selama tiga tahun terakhir, keluarga Pak Masri dan Ibu Ida hidup dalam kondisi yang sangat memprihatinkan di gubuk mirip pos ronda tersebut. Namun, mereka belum pernah mendapatkan perhatian dari Pemerintah desa maupun Kecamatan. Bantuan pun belum pernah datang dari pemerintah setempat.
“Kami belum pernah dapat bantuan dari Kecamatan ataupun Pemerintah, ” ujar Masri.
Masri berharap agar pemerintah Desa Mekar Baru dan pemerintah Kecamatan Mekar Baru dapat memperhatikan kondisi mereka yang sangat memerlukan bantuan.
Mereka membutuhkan rumah yang layak huni, terutama saat musim hujan tiba. Gubuk mereka bocor sehingga Pak Masri, Ibu Ida, dan anak-anaknya sering kebasahan akibat tidak memiliki dinding yang memadai.
“Inginnya sih Pemerintah membantu kami, kalau musim hujan kami sering kebasahan, ya beginilah keadaan kami, “tuturnya.
Camat Mekar Baru, Miftah Suritho Msi MM saat di hubungi melalui WhatsApp mengatakan bahwa dirinya tidak mengetahui adanya warganya yang telah tinggal dalam gubuk pos tersebut selama tiga tahun.
Namun, dirinya berjanji untuk berkoordinasi dengan pihak desa guna meninjau situasi keluarga tersebut. (Saepuin)